RSS

HENTIKAN PENAYANGAN TUTUR TINULAR 2011, INDOSIAR

29 Nov


Stasiun televisi swasta INDOSIAR menayangkan sinetron berjudul Tutur Tinular 2011, dan menuai banyak sumpah serapah. Protes dan aksi boikot dari masyarakat disebabkan oleh pembajakan pada jalan cerita maupun penambahan tokoh2 yang sangat jauh menyimpang dari naskah asli sandiwara radio ciptaan Bpk S. Tidjab.

Berikut ini salah satu penolakan dan kritik keras dari komunitas pecinta Sandiwara Radio Tutur Tinular yang telah dikirimkan ke KPI :

Kpd Yth;
Komisi Penyiaran Indonesia
Indosiar
Gentabuana
Salam Hormat,
Oleh karena TUTUR TINULAR adalah sebuah karya sastra yang bermuatan fakta-fakta sejarah milik bangsa ini, Negeri ini, dan karena TUTUR TINULAR adalah juga jembatan untuk mengisahkan kembali para pejuang Majapahit sebagai bagian dari cikal bakal terbentuknya negeri yang bernama INDONESIA.Maka dengan ini, Kami sebagai penggemar setia Tutur Tinular karya Bpk S. Tidjab dari mulai Sandiwara radionya, Filmnya 1989, hingga serialnya 1997 (Gentabuana). Merasa keberatan dan menyampaikan protes terhadap penayangan Sinetron Tutur Tinular versi 2011 yang melenceng jauh dari cerita naskah asli sandiwara radio, film, maupun serial yang mendahuluinya.Beberapa fokus perhatian kami terhadap Tutur Tinular versi 2011 meliputi:

  1. Munculnya tokoh yang sangat mendominasi melebihi karakter utama yang sebenarnya tidak ada dalam cerita tutur tinular (ex: Respati, biakta, laksmi dll) bahkan mengambil dr tokoh cerita lain (ex Krishna dan khamsa dr tokoh mahabharata, Pangeran Bentar dr cerita saur sepuh, Pahlawan bertopeng dr kartun sinchan dll) sehingga menyebabkan kerancuan cerita bahkan bs menimbulkan pelecehan dan penghinaan pihak lain.
  2. Melencengnya cerita dari alur sejarah, sehingga berpotensi menyesatkan generasi muda terhadap pemahaman sejarah Nusantara.
  3. Penggunaan dialog dan bahasa gaul (ex Elo, Gue, Cowok) yang tidak mencerminkan budaya bahasa era Singhasari dan Majapahit.
  4. Pemilihan kostum yang tidak sesuai dengan latar cerita (era Singhasari & Majapahit), bahkan terkesan lebih mirip kostum budaya lain, sehingga dikhawatirkan mengaburkan persepsi budaya penonton.
  5. Penggunaan musik pop/dangdut yang tidak sesuai dengan era kerajaan Hindu-Budha Nusantara saat itu.
  6. penggunaan properti, setting dan tempat yang tidak mencerminkan keadaan saat itu. (contoh: bata yang berwarna pink, jalan terkadang sdh terlihat di aspal, beberapa kali terlihat tower pemancar telepon selular, dll)
  7. Sering munculnya adegan yang tidak pantas di tonton oleh anak-anak. ( tgl 14-11-2011), ada Potongan adegan yang memperlihatkan Byakta yg sedang mencium bagian belakang leher Dewi Sambi yg merupakan titik rangsangan seks wanita, dan Dewi Sambi jg seperti sedang menikmati sambil memeluki tubuh Byakta)

Demikian kami sampaikan protes dan pernyataan sikap ini, mohon segera dilakukan tindakan.
Atas perhatiannya kami sampaikan banyak terimaksih.

Sudah banyak keluhan dari masyarakat dimana-mana mengenai tayangan ini. Dan perlu dicermati bahwa ketika masyarakat menonton tayangan ini dengan penuh kemarahan dan rasa jijik, efek psikologis yang sama akan terbawa ketika muncul iklan. Secara tidak sadar, penonton akan ter-sugesti merasa sebal dengan produk2 yg diiklankan pd tayangan Tutur Tinular 2011 ini.

Karena itu kami menghimbau kepada para P.R. Perusahaan2 yg akan memesan spot iklan di Indosiar untuk :

TIDAK MEMASANG IKLAN PRODUK ANDA PADA TAYANGAN TUTUR TINULAR 2011.

Ini demi kebaikan citra perusahaan anda sendiri, agar masyarakat tidak memandang negatif produk anda secara bawah sadar. Ingat, iklan adalah permainan sugesti.

PERBEDAAN TUTUR TINULAR VERSI 2011 DAN VERSI 1997

SERING MUNCUL ADEGAN YG SEBAIKNYA TIDAK DITONTON ANAK2 YANG INGIN BELAJAR SEJARAH…

        

Tokoh Tambahan Bernama Krishna Yg Dicomot Dari Kisah Mahabharata :

Saya sendiri walaupun bukan Hindu, tapi tetap sakit hati melihat tokoh yang dipuja Umat Hindu dijadikan seperti mainan begini, pakai adegan2 konyol segala. Karena ane juga pengagum kisah Mahabharata.

Kelakuan mereka yang seperti ini sudah pernah terjadi dan memicu aksi penolakan keras dari Umat Hindu Bali ketika membuat Sinetron Angling Dharma yang isinya dikacau balaukan sehingga keluar dari konteks cerita sesungguhnya.  Check link ini :

http://harianjoglosemar.com/berita/diprotes-umat-hindu-angling-dharma-stop-tayang-39946.html

Dari sini kita bisa mengambil benang merah. Mereka selalu membuat sinetron yang berisi muatan2 yang menghancurkan konteks asli dan mengacaukan persepsi penonton. Dimana sasarannya selalu :

1. Cerita Rakyat
2. Cerita Bermuatan Sejarah
3. Cerita Anak2

Ada apa ini sebenarnya? Bagaimana pendapat  anda sekalian?

FAQ : (Frequently Asked Questions)

Q :
Kenapa sih, kayak penting amat ?? Nggak suka tinggal matiin tipi atw ganti channel aja.
A:
Bagaimanapun juga Tutur Tinular adalah karya anak bangsa, yang telah banyak mengenalkan kita tentang sejarah dan kebudayaan Nusantara. Tutur Tinular bukan sekedar hiburan, tapi juga sarana untuk mengingatkan kita akan sejarah para leluhur kita. Dan sarat akan teladan sikap jujur, tata krama, dan jiwa ksatria, juga sikap pantang menyerah.
Namun pada versi 2011 ini Tutur Tinular dimodifikasi dengan cerita2 murahan yang sama sekali tidak pada tempatnya sehingga akan menghancurkan persepsi penonton terhadap sejarah para leluhur bangsa ini. Ditambah lagi dengan sisipan ideologi Hindu India (bukan Hindu Pribumi), yang sepertinya mengandung maksud-maksud tertentu. Mungkin juragan2 yg dari Bali lebih paham soal ini.
Q:
Emang apa aja sih yg bikin kontroversi?
A:
Pembaca yg terhormat, Tutur Tinular karya asli S TIDJAB adalah kisah berlatar sejarah. Tidak pernah ada ceritanya orang berubah jadi burung. Atau tokoh2 seperti Krishna, Kanza, atau siluman yg bisa menciptakan alat2 ajaib sepeti di dongeng. Itu semua ulah dari kru TT2011 yg mengacak2 karya beliau dan melakukan sejumlah besar perubahan. Beliau sendiri juga merasa kecewa dengan sinetron ini.
Pembajakan cerita seperti ini sudah pernah mereka lakukan sejak jamannya Misteri dari Gunung Merapi, dan mereka ulangi lagi di Tutur Tinular. Kita tidak bisa tinggal diam melihat karya agung anak bangsa di injak2 mereka yg berjiwa serakah.. cuma mementingkan sisi komersil aja.
Sesungguhnya, jika dialog dan adegan asli dari versi Sandiwara Radio dijadikan sinetron secara murni dan konsekuen, sudah cukup untuk membuat ratusan episode yang bisa meraup keuntungan untuk 7 turunan. Namun mereka menambah2 cerita secara sepihak demi memperpanjang episode, untuk memuaskan keserakahan mereka. Maka itu, kita akan terus menolak sampai Tutur Tinular 2011 dihentikan penayangannya, atau di daur ulang pembuatannya dari awal sesuai aslinya.
Q:
Terserah mereka gan mau bikin sinetron apa. Hargailah karya orang lain.
A:
Justru merekalah yg tidak menghargai karya orang lain, dengan mengacak2 karya asli Tutur Tinular secara sepihak demi keuntungan komersil. Ini adalah karya anak bangsa yang harus kita jaga bersama dari keserakahan produser2 ala dangdut entah dari negara mana. You know lah..

Link Download Sandiwara Radio Tutur Tinular :  

http://www.facebook.com/pages/Sandiwara-Radio-TUTUR-TINULAR-Karya-S-TIDJAB/288324207856504

Terimakasih Sudah Berkomentar.

 
79 Komentar

Ditulis oleh pada November 29, 2011 inci Uncategorized

 

79 responses to “HENTIKAN PENAYANGAN TUTUR TINULAR 2011, INDOSIAR

  1. sina

    Februari 14, 2015 at 6:39 am

    miris kali para pengkritik di negara kita trcinta ini, trlebih lgi klau mengkritik org lain mlalui media sosial… omngan yg tdak sepantas nya kluar dri pengkritik yg mengatakan bhwa yg di kritik nya trsebut buruk.
    seharus nya kalau anda mau mengkritik gunakan dgn bahasa yg manusiawi, tnjukkan bhwa anda lebih baik dri yg anda kritik trutama melalui bhasa anda, bkan melontarkan bhsa2 yg tdak brpendidikan yg mnunjukkan anda jauh lebih buruk.
    apalgi kalau mngkritik mlalui media sosial yg sdah pasti diri anda tdak ada yg tahu mmbuat anda semakin panas brbahasa tdak manusiawi…
    yahhhh…. ini fakta nya pengkritik di negara kita ini bkan mmbangun ttapi smkin buat malu bangsa…

    #stop brbahsa yg tdak manusiawi
    salam

     
    • hanz c.h

      Desember 28, 2015 at 2:35 am

      Pemgkritik harus sopan

       
  2. syafiqi

    Maret 4, 2015 at 12:00 pm

    Benar saya setuju dengan Bang Admin..Negara atau bangsa yang besar adalah negara yang menjunjung tinggi nilai sejarah. . Karya atau drama kolosal sejarah seharusnya untuk mendidik generasi penerus bangsa bukan malah menjadi perusak moral masyarakat.seharusnya Indonesia perlu belajar dari film buatan barat yang masih menjaga etika dan estetika budaya serta nilai sejarahnya.. lihat film troy, gladiator, julius caesar, 300 dll yang benar2 menjaga nilai sejarah bangsa mereka sendiri..saya jujur kecewa dan malu, bagaimana apabila negara tetangga kita yang dulu juga menyukai tutur tinular yang versi asli yang dulu juga pernah ditayangkan di malaysia sekarang menyaksikan tutur tinular versi 2011 pasti mereka ketawa..Maav jujur saya kecewa pada Indosiar yang tidak malu mengubah dan menambahi cerita yang sangat tidak bermutu.. apalagi pada tutur tinular alur utamanya juaga menceritakan kisah berdirinya Kerajaan yang menjadi cikal bakal bangsa Indonesia yaitu Majapahit..lanjutkan terus bang admin tulisan@ blog.. salam dari saya penggemar tutur tinular asli karya Bapak s tidjap..

     
  3. Ed

    Maret 8, 2015 at 6:55 am

    Makanya TV jangan dipakai buat nonton film pakai buat nonton berita aja, klo masalah film mending ke bioskop atau beli dvd film2 barat, maaf kalau saya bilang saya lebih menyukai film2 buatan barat yang memang lebih bermutu dari sisi settingan dan alur cerita, padahal indonesia lebih kaya akan cerita rakyat dibanding negara2 barat, bukannya ngga nasionalis saya hanya ngga mau menghabiskan uang dan waktu untuk nonton yang ngga bermutu. Jika ingin rakyatnya mencintai produk negeri sendiri buatlah sesuatu yang emang pantas untuk dibanggakan jangan hanya berkoar koar cintailah produk dalam negeri tapi produknya ngga bermutu sama aja.

     
  4. dhee_fun@yahoo.com

    Maret 20, 2015 at 5:40 am

    Salut sama kepedulian bang admin ini. saya termasuk orang yang berada dibarisan anda.

     
  5. irvan

    Maret 27, 2015 at 9:05 am

    Emang ngaco , orang2 di kampung yang ga terlalu tau juga ngeliatnya aneh… kacau banget….

     
  6. Seputar Iklan Televisi

    Juni 21, 2015 at 2:33 am

    Sekarang acara tersebut sudah tidak ada lagi di tv.

     
  7. MPU HANGGAREKSA

    Oktober 21, 2015 at 3:16 pm

    saya lebih suka dgn versi 1997. krena lebih natural dan pas.

     
  8. hanz c.h

    Desember 28, 2015 at 2:37 am

    Memang kita menjunjung tinggi sejarah, saya tahu ini melenceng tapi harus sesuai dgn sejarah

     
  9. Maulana

    April 13, 2016 at 8:47 pm

    Jam tayang film tutur tinular selalu tidak pasti, sangat mbosankan dengan film drama- drama cina yang tidak sewajar nya dimasuk kan dijam tayang film tutur tinular.

     
  10. Machidin

    Februari 4, 2017 at 4:52 am

    Iya lebih suka versi lawas,sangat bagus dan kadang tidak terasa sampai menitikan air mata,bagi saya versi 2011 adalah kemunduran dan kehancuran karena cerita tidak sesuai,bahkan menyesatkan,karena banyak tokoh yg sengaja ditambah tambahkan seperti mak lampir dll,rindu juga pengen lihat yang versi 97

     
  11. SenoMendez

    November 29, 2017 at 6:13 pm

    Versi asli 1997 sedang tayang di RTv….

     
  12. Angga RPU

    Januari 11, 2019 at 5:00 pm

    Terima kasih atas kepeduliannya untuk tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa ini

     

Tinggalkan Balasan ke habib Batalkan balasan